Makalah Filsafat dan Pemikiran Ibnu Rusyd

on Kamis, 27 Januari 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.Latar Belakang Masalah


Berfikir, merupakan salah satu aspek yang penting didalam menemukan ilmu pengetahuan. Karena dengan berfikir manusia bisa menyibak berbagai misteri di alam semesta ini. Didalam Islam sendiri, banyak ayat Al-Qur’an yang memerintahkan manusia untuk berfikir.

Untuk itulah, pada waktu dulu di dunia Islam banyak para filosof yang mempergunakan akalnya dengan kerangka berfikir filsafat ini, sehingga bisa menghasilkan berbagai karya hebat didalam ilmu pengetahuan. Dan pada zaman itu pula Islam mengalami kemajuan (Golden Age).
Karena itulah kita sebagai regenerasi Islam selanjutnya diharapkan bisa mengetahui dan mengenal para ilmuwan – ilmuwan Islam dahulu. Baik itu mengenai kehidupannya maupun karya besar yang telah dihasilkannya, terutama sekali semangat para ilmuwan itu dalam mencari ilmu pengetahuan dengan cara berfilsafat. Maka dari itulah, kami mengangkat sejarah Ibnu Rusyd ini agar kita tahu siapa Ibnu Rusyd itu dan karya apa saja yang dihasilkannya.

2.Rumusan Masalah

Berikut rumusan masalah, agar masalah yang diuraikan tidak keluar dari kajian yang akan dibahas.

1.Siapakah Ibnu Rusyd itu ?
2.Bagaimana keadaan sosial politik pada zaman Ibnu Rusyd ?
3.Seperti apa produk pemikiran filsafat yang dihasilkan oleh Ibnu Rusyd ?
4.Bagaimana corak filsafat Ibnu Rusyd ?

C.Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui biografi Ibnu Rusyd
2.Untuk mengetahui keadaan sosial politik pada zaman Ibnu Rusyd
3.Untuk mengetahui produk pemikiran filsafat yang dihasilkan oleh Ibnu Rusyd
4.Untuk mengetahui corak filsafat Ibnu Rusyd

BAB II ANALISIS TEORI

A.IBNU RUSYD

1.Riwayat Hidup dan Karyanya


Ibnu Rusyd adalah seorang filosof Islam yang cukup masyhur. Ia adalah Abdul Walid Muhammad bin Ahmad ibnu Rusyd, kelahiran Cordova pada tahun 520 H. Ia berasal dari kalangan keluarga besar yang terkenal dengan keutaman dan mempunyai kedudukan tinggi di Andalusia (Spanyol). Ayahnya adalah seorang hakim, dan neneknya yang terkenal dengan sebutan “Ibnu Rusyd nenek” (al-jadd) adalah kepala hakim di Cordova.

Pada usia 18 tahun Ibnu Rusyd bepergian ke Maroko, dimana ia belajar kepada Ibnu Thufail. Dalam ilmu Tauhid beliau berpegang kepeda paham Asy’ariyah dan ini membukakan jalan baginya untuk mempelajari ilmu filsafat. Pendek kata Ibnu Rusyd adalah seorang tokoh filsafat, agamawan dan ahli kedokteran yang terkenal pada waktu itu. Beliau wafat di Maroko pada tahun 1198.

Pada mulanya Ibnu Rusyd mendapat kedudukan yang baik dari Khalifah Abu Yusuf Al-Mansur (masa kekuasaannya 1148-1194 M) sehingga ia pada waktu itu Ibnu Rusyd menjadi raja semua pikiran, tidak ada pendapat kecuali pendapatnya, dan tidak ada kata-kata kecuali kata-katanya. Akan tetapi, keadaan tersebut segera berubah karena ia diasingkan oleh Al-Mansur dan dikurung di suatu kampung Yahudi bersama Alisanah sebagai akibat fitnahan dan tuduhan telah keluar dari Islam yang dilancarkan oleh golongan penentang filsafat, yaitu para fuqoha masanya.

Setelah beberapa orang terkemuka dapat meyakinkan Al-Mansur tentang kebersihan dari Ibnu Rusyd dari fitnah dan tuduhan tersebut. Akan tetapi, tidak lama kemudian tuduhan dilemparkan lagi pada dirinya, dan termakan pula. Sebagai akibatnya, kali ini ia diasingkan ke negeri Maghribi (Maroko), buku-buku karangannya dibayar dan ilmu filsafat tidak boleh lagi di pelajari. Sejak saat itu murid-muridnya bubar dan tidak berani lagi menyebut-nyebut namanya.

Karyanya terdiri dari 28 buku mengenai filsafat, 5 buku mengenai agama, 8 buku mengenai hukum Islam dan 10 buku mengenai kedokteran. Dalam filsafat cara berpikir Ibnu Sina disempurnakan oleh Ibnu Rusyd, sehingga pengaruhnya dalam filsafat Eropa lebih besar dari pengaruh Ibnu Sina sendiri.

Di dunia Islam sendiri Ibnu Rusyd lebih terkenal sebagai seorang filsuf yang menentamg Al-Ghozali. Bukunya yang khusus menentang filsafat Al-Ghozali, Tahafutul-tahafut, adalah reaksi atas buku Al-Ghozali, Tahafut-Fatasifah. Dalam bukunya Ibnu Rusyd membela kembali pendapat-pendapat ahli filsafat Yunani dan Islam yang telah di serang habis-habisan oleh Al-Ghozali. Segala dalil Al-Ghozali di sana dibantahnya. Sebagai pembeli Aristoteles, tentu saja Ibnu Rusyd menolak prinsip ijraut-adat dari Al-Ghozali. Dan seperti Al-Farabi dia juga mengemukakan prinsip hukum kausal dari Arisroteles.

Di dunia islam filsafat Ibnu Rusyd tidak berpengaruh besar. Oleh sebab itu namanya tidak seharum nama Al-Ghozali. Malah, karena isi filsafatnya yang dianggap sangat bertentangan dengan pelajaran agama Islam yang umum, Ibnu Rusyd di anggap orang zindik. Karena pendapatnya itu juga dia pernah di buang oleh Khalifah Abu Yusuf (pengganti Abu Ya’kub), di asingkan ke Lucena (Alisana).

Ibnu Rusyd banyak mengarang buku, tetapi yang asli berbahasa Arab sampai ke tangan kita sekarang hanya sedikit. Sebagian adanya adalah buku-buku yang telah di terjemahkan ke dalam  Latin dan Yahudi.

Di antara karangan-karangannya dalam soal filsafat ialah
1.Tahafatul-Tahafut.
2.Risalah fi  Ta’alluqi ‘Ilmillahi ‘an ‘andami Ta’alluqihi bil-juziyat.
3.Tafsiru ma ba,dath-Thabiat.
4.Fashlul-Maqal fi ma Bainal-himaah wasy-Syirah Minal-Ittishal.
5.Al-Kasyfu ‘an Manahjil ‘Adilag fi ‘aqaidi Ahli Millah.
6.Naqdu Nadhrariyat Ibnu Sina ‘Anil-Mukmin Lidzatihi wal-Mukmin Ligharihi.
7.Risalah fil-wujudil-Azali wal-Wajudil-Muaqqat.
8.Risalah fil-Aqli wal-Ma’quili.

Karangannya meliputi berbagai-bagai ilmu, seperti : fiqh, usul, bahasa, kedokteran, astronomi, politik, akhlak, dan filsafat. Tidak kurang dari sepuluh ribu lembar yang telah ditulisnya. Buku-bukunya adakalanya merupakan karangan sendiri, atau ulasan, atau ringkasan. Karena sangat tinggi penghargaannya terhadap Aristoteles, maka tidak mengherankan kalau ia memberikan perhatiannya yang besar untuk mengulaskan dan meringkaskan  filsafat Aristoteles. Buku-buku lain yang telah di ulasnya ialah buku-buku karangan Platon, Iskandar Aphrodisias, Platinus, Galinus, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghozali, dan Ibnu Majjah.

Buku-bukunya yang lebih penting dan yang sampai kepada kita ada empat yaitu :
1.Bidyatul-Mujtahid, ilmu fiqh. Buku-buku ini bernilai tinggi karena berisi perbandingan mazhabi (aliran-aliran) dalam fiqh dengan menyebutkan alasan masing-masing.

2.Faslul-Maqal fi ma baina al-Hikmati was; Syariat min al-ittisal (ilmu kalam). Buku ini di maksudkan untuk menunjukkan adanya persesuaian antara filsafat dan syariat, dan juga pernah di terjemahkan ke dalam bahasa Jerman pada tahun 1895 M oleh Muler, orientalis asal Jerman.

3.Manahij al-Adillah fi Aqaaidi Ahl al-Millah (ilmu kalam). Buku ini menguraikan tentang pendirian aliran-aliran ilmu kalam dan kelemahan-kelemahannya, dan sudah pernah di terjemahkan ke dalam bahasa Jerman juga oleh Muler, pada tahun 1895.

4.Tahfut at-Tahafut, suatu buku yang terkenal dalam lapangan filsafat dan ilmu kalam, dan di masukkan untuk membela filsafat dari serangan Al-Ghozali dalam bukunya Tahafut al-Falasifah. Buku Tahafut at-Tahafut berkali-kali di terjemahkan ke dalam bahasa Jerman, dan terjemahannya ke dalam bahasa Inggris oleh Van den Berg terbit pada tahun 1952 M.

2. Corak Filsafat Ibnu Rusyd
Ajaran Ibnu Rusyd yang terkenal di Eropa dengan sebutan Averroism berpangkalan kepada pikiran merdeka dan yang ditolak secara keras sekali oleh dunia Kristen Eropa, telah mempengaruhi seluruh universitas Eropa untuk berabad-abad lamanya, sehingga menimbulkan zaman Renaissance di benua Eropa. Menurut Roger Bacon sesudah Avicenna tampillah Averroes, seorang sarjana yang membawa doktrinnya yang padat berisi, yang telah mengoreksi pendapat-pendapat para filosof yang mendahuluinya dan sahamnya dalam hal ini adalah besar. Filsafat Averroes lama di abadikan orang, ditolak dan diulang pembuktiannya oleh banyak sarjana yang besar-besar, sekarang memang dalam mencapai pengakuan dengan suara bulat dari manusia-manusia yang bijaksana.

Ibnu Rusyd terkenal sebagai “pengulas Aritoteles” (Commentator), suatu gelar yang di berikan oleh Dante (1265-1321) dalam bukunya Divina Commedia (komedi ketuhanan). Gelar ini memang tepat untuknya, karena pikiran-pikirannya mencerminkan usahanya yang keras untuk mengembalikan pikiran-pikiran Aristoteles kepada kemurniannya yang semula, setelah bercampur-campur dengan unsur-unsur Platonisme yang cukup memburukkan dan yang dimasukkan oleh pengulas-pengulas (filosof-filosof) Iskandariah. Pada diri Ibnu Rusyd,dunia Islam mencapai titik tertinggi dalam memahami filsafat Aritoteles, untuk kemudian menurun dan lenyap sesudah itu.

Ibnu Rusyd memandang Aristoteles sebagai manusia yang sempurna dan ahli pikir terbesar yang telah mencapai kebenaran yang tidak mungkin bercampur kesalahan. Orang bisa salah memahami pikiran-pikiran Aristoteles, seperti yang sering-sering dikutip oleh Ibnu Rusyd dari karangan-karangan Al-Farabi dan Ibnu Sina, dimana kadang-kadang ia berbeda pemahamannya, dan ternyata pemahamannya itulah yang lebih dapat diterima.

Ibnu Rusyd selama hidupnya berkeyakinan bahwa filsafat Aristoteles, apabila dipahami sebaik-baiknya, maka tidak akan berlawanan dengan pengetahuan tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia, bahkan perkembangan kemanusiaan telah mencapai tingkat yang tertinggi pada diri Aristoteles sehingga tidak ada orang yang melebihinya. Orang-orang yang datang sesudahnya mengalami kesulitan-kesulitan, dan dengan kerasnya mereka memeras otak untuk menemukannya, sedang bagi Aristoteles pikiran-pikiran semacam itu dapat dicapai dengan mudahnya.

Keberatan dan keragu-raguan terhadap Aristoteles sedikit demi sedikit hilang, karena ia adalah manusia luar biasa. Seolah-olah ilham Tuhan menghendaki agar Aristoteles menjadi teladan bagi otak manusia yang tertinggi dan adanya kesanggupan manusia untuk mendekati otak universal, sehingga Ibnu Rusyd lebih suka menambahkannya “Filosof Ketuhanan” (al-failasuf  all-Ilahi). Kekaguman Ibnu Rusyd terhadap filosof itu kita dapati dalam pendahuluan bukunya at-Thabi’ah (fisika) dan dalam beberapa tempat dari Tahafut at-Tahafut.
Karena Ibnu Rusyd tidak mengerti bahasa Yunani, maka dalam mempelajari pikiran-pikiran Aristoteles, ia memakai terjemahan buku-buku Aristoteles dan terjemahan ulasan-ulasannya.

Ia berusaha keras untuk menjelaskan pikiran-pikiran Aristoteles yang masih gelap dan memperbandingkannya satu sama lain. Namun demikian ia tidak terhindar dari kesalahan-kesalahan yang pernah di alami oleh orang-orang yang sebelumnya,dan tidak dapat membersihkan filsafat-filsafat Aristoteles dari unsur-unsurnya yang bukan asli.

Hal ini dapat di pahami, kalau di ingat bahwa terjemahan-terjemahan yang di pakainya itu tidak sanggup menyatakan dengan teliti terhadap pikiran-pikiran Aristoteles yang terdapat dalam bahasa Yunani, terutama pikiran-pikirannya yang baik, yang hingga sekarang masih di perselisihkan penafsirannya di kalangan pengulas Aristoteles. Bagaimanapun Rusyd bukan hanya sekedar pengulas, melainkan ia juga seorang filosof yang mempunyai kepribadian sendiri dan kebebasan berpikir, sesuai dengan ciri akal manusia pada umumnya.

Ketika mula-mula memasuki lapangan filsafat, ia tidak bermaksud untuk membentuk suatu aliran filsafat tersendiri, karena kekagumannya terhadap Aristoteles demikian besarnya, sehingga di anggapnya sebagai contoh kesempurnaan, dan berpendirian bahwa setiap usaha ke arah pembentukan suatu aliran filsafat sesudahnya tidak berguna, karena setiap orang yang mengusahakan demikian, selalu mengalami kegagalan, di sebabkan karena hanya Aristoteles semata-mata yang terpilih oleh Tuhan untuk memiliki filsafat.

Karena itu ia hanya bermaksud mengabadikan hidupnya untuk menjelaskan filsafat Aristoteles dan pikiran-pikiran yang sukar di pahami. Tetapi kenyataannya yang terjadi adalah kebalikan dari itu, dan hal ini di sebabkan karena dua hal. Pertama, filsafat Aristoteles yang datang kepadanya adalah melalui aliran Neo-Platonisme dan filosof-filosof Iskandariah. Kedua, banyak pikiran-pikiran Aritoteles yang masih belum jelas dan berbelit-belit pula cara memahaminya.

Dua sebab inilah yang menyebabkan Ibnu Rusyd mempunyai aliran filsafatnya sendiri, meskipun tidak disengajakannya, karena pendapat-pendapatnya tentang pikiran Aristoteles yang masih sulit berbeda dengan pendapat filosof-filosof Iskandariah karena pendapat-pendapatnya berisi ganialita itulah maka ia digolongkan pada filosof-filosof tulen.

B.Ringkasan Dan Skema Tentang Ibnu Rusyd
Berikut produk pemikiran dari Ibnu Rusyd dilhat dari karya-karyanya

a. Bidayatul Mujtahid
Penjelasan singkat : Buku ini mengenai ilmu fiqh dan didalamnya berisi tentang perbandingan madzhab dan di jelaskan berbagai argumentasi dari masing-masing madzhab tersebut.

b. Faslul-Maqal fi ma baina al-Hikmati Was Syariat Min al-Ittifal
Penjelasan singkat : Buku ini mengenai ilmu kalam. Didalamnya di jelaskan bahwa ada kesesuaian antara filsafat dengan syariat.

c. Manahij al-Adillah Fi Aqaaidi Ahl al-Millah
Penjelasan singkat : Buku ini tentang ilmu kalam. Didalamnya di jelaskan berbagai aliran ilmu kalam dan kelemahan-kelemahan dari aliran tersebut.

d. Tahfut at-Tahafut
Penjelasan singkat : Buku ini berisi tentang argumentasi filsafat yang telah dikritik oleh Al-Khazali di dalam bukunya Tahafut al-Falasifah.


Berikut Skema Dari Pembahasan Ibnu Rusyd

BAB III ANALISIS KRITIS

A.Telaah kritis terhadap produk pemikiran Ibnu Rusyd

Didalam melihat pemikiran seseorang jangan sampai kita langsung menghakimi bahwa pemikiran itu salah atau benar. Tetapi di usahakan ditelaah dan di cermati terlebih dahulu, mungkin saja disana ada kebaikan atau pintu ilmu pengetahuan yang akan tersibak.
Seperti yang kita ketahui bahwa pemikiran Ibnu Rusyd menurut sebagian orang  pada waktu itu di anggap sesat dan kafir, buku-bukunya langsung dibakar, padahal dari sebagian buku-bukunya itu ada pemikiran yang bisa membentangkan jalan bagi teori ilmu pengetahuan yang akan muncul.

Dari sinilah mungkin awal mundurnya pemikiran islam pada waktu itu. Sebaliknya bagi Eropa merupakan waktu bangkitnya peradaban pemikiran, karena secara tidak langsung Eropa menerima pemikiran Ibnu Rusyd ini.

Tetapi kamipun menyadari bahwa sebagian pemikiran Ibnu Rusyd itu ada yang tidak sempurna seperti tentang pendapatnya bahwa Tuhan tidak mengetahui hal-hal yang kecil di alam ini, disebabkan Tuhan mempunyai pengetahuan yang tinggi, karena pengetahuan yang tinggi itulah maka Dia hanya mengetahui sesuatu yang tinggi pula. Jika Dia mengetahui hal yang kecil maka berarti pengetahuan Tuhan itu di sebabkan oleh hal-hal yang kurang sempurna.

Kami tidak setuju dengan pendapatnya ini, karena Allah sebagai pemilik pengetahuan dan tentu saja berpengetahuan tinggi dan luas, maka tentu Dia yang lebih mengetahui hal-hal yang ada di muka bumi ini, baik itu tentang hal yang tinggi maupun hal yang kecil-kecil (Jurziyat) dan mengetahui apapun yang nampak ataupun yang tersembunyi.

Dan kami tidak setuju pula dengan corak filsafatnya yang dalam mengetahui sesuatu hanya menggunakan akal, sehingga segala sesuatunya harus masuk akal, padahal tidak semua hal harus masuk akal sebab ketika kita mendalami agama ada yang ta’akkulli dan ada yang ta’abbuddi (khususnya dalam hal ibadah).

Oleh karena itu menurut kami selain menggunakan akal, gunakanlah hati / iman sebagai alternatif terakhir dalam mencari kebenaran, sehingga tidak akan melenceng dari syariat Islam.

B. Pelajaran Yang Dapat Di Ambil Dari Pemikiran Ibnu Rusyd
Setelah kami melihat dan mencermati tentang pemikiran Ibnu Rusyd ini, ada pelajaran bagi kita semua khususnya tentang penggunaan akal bagi manusia sebab hal ini sangat penting digunakan, karena bisa membuka ilmu pengetahuan dan dalam hal agamapun (selain yang sifatnya ta’abbuddi)bisa menjadikan kita seorang muslim yang ittiba’ dan jauh dari sifat taqlid, yang hanya mengikuti saja tanpa mengetahui aturan.

Tapi tetap selain menggunakan akal, gunakanlah hati juga agar bisa meminimalisir hal-hal yang tidak di inginkan.

C. Model Pembelajaran  Tentang Ibnu Rusyd

Kisah tentang para ilmuan muslim ini sangat baik disampaikan kepada anak didik, agar anak didik mengenal bahwa ternyata Islam juga mempunyai ilmuwan-ilmuwan yang hebat.

Dalam menyampaikan kisah ini ada beberapa strategi, metode dan media pembelajaran yang bisa digunakan,hal ini dilakukan agar anak tidak merasa jenuh dan bosan. Metode yang dilakukan ialah metode bercerita dan tanya jawab yang di fasilitasi dengan media pembelajaran berupa proyektor komputer. Awalilah kisah ini dengan menampilkan video atau film berupa cerita orang-orang sukses yang bisa membangkitkan imajinasi anak agar bisa semangat untuk berjuang, kemudian baru di ceritakan kisah Ibnu Rusyd ini.

Berikut RPP tentang Ibnu Rusyd yang akan di sampaikan kepada anak

RPP


Nama Sekolah         : Madrasah Aliyah Negeri Purwakarta
Mata Pelajaran         : SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)
Kelas / Semester     : 1 / 1
Hari / Tanggal        : Senin / 6 November 2010
Pertemuan           : Ke-5
BAB                    : 11

1.Standar Kompetensi :
      1.1 :Memahami kisah ilmuwan muslim

2.Kompetensi Dasar  :
      2.1 :Mampu memahami kisah tentang Ibnu Rusyd dengan tepat dan benar.

3.Indikator :
3.1 :Dapat mengetahui siapa Ibnu Rusyd itu .
3.2 :Dapat mengetahui karya hebat dari Ibnu Rusyd.
       .3 :Dapat mencontoh semangat berjuang dan berfikir Ibnu Rusyd.
Alokasi waktu     : 1x60 Menit

A.Tujuan Pembelajaran :

Setelah selesai mengikuti pembelajaran SKI ini di harapkan siswa mampu mengetahui dan memahami siapa Ibnu Rusyd itu, karya-karya hebatnya, dan dapat mencontoh semangat berjuang dan berfikir dari Ibnu Rusyd ini.

B.Materi Pembelajaran :
•Kisah Ibnu Rusyd

C.Metode Pembelajaran :
•Bercerita dan tanya jawab

D.Kegiatan Pembelajaran :

a. Kegiatan Awal
•Berdo’a
•Membaca salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah
b. Kegiatan Inti
•Menampilkan video atau film terlebih dahulu
•Bercerita tentang Ibnu Rusyd
c. Kegiatan Akhir
•Tanya jawab
d. Media Pembelajaran
•Proyektor
•Gambar-gambar tentang kisah Ibnu Rusyd
e. Sumber Pembelajaran
•Buku paket SKI kls 1 untuk MA
•Buku kisah ilmuwan muslim
f.Penilaian :
•Tanya jawab mengenai kisah Ibnu Rusydi


BAB  IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

1.Ibnu Rusyd lahir di Cordova thn.520 H. Namanya ialah Abdul Walid Muhammad bin Ahmad Ibn.Rusyd.

2.Hidup pada zaman Khalifah Abu Yusuf Al-Mansur

3.Buku-bukunyanya
•Bidayatul Mujtahid
•aslul Maqal Fi Ma Baina al-Hikmati Was-Syariat Min al-Ittisal
•Manahij Al-Adillah fi Aqaaidi Ahl al-Millah
•Tahfut at-Tahafut

4.Corak Filsafat Ibnu Rusyd banyak menggunakan akal

B. Saran
Menurut kami, pemikiran Ibnu Rusyd yang menggunakan akal bisa digunakan pada zaman sekarang ini di lakukan agar kita senatiasa menggunakan akalnya untuk berfikir dan bisa jadi akan timbul pengetahuan yang baru.

Dan aspek agamapun bisa dilakukan,selama tidak keluar dari syariat Islam, sehingga kita bisa menjadi mukmin yang benar-benar paham dalam menjalankan agama.

Namun hal ini kadang bisa menimbulkan kontra di masyarakat, sebab masyarakat masih menganggap bahwa yang berhak mengetahui hukum agama hanya ulama dan masyarakat  hanya bisa mengikuti perintah para ulama saja. Dan masyarakat dikitapun masih menganggap bahwa filsafat itu adalah aliran sesat.

Untuk itu,tugas kita sebagai ‘Agen Of Change’ untuk bisa mengubah pola fikir masyarakat tersebut,dengan cara sedikit-sedikit melakukan dialog yang mendalam tentang sesuatu. Ini berarti kita telah menggiring masyarakat kita untuk berfikir dan secara tidak langsung telah berfilsafat.

Dan mudah-mudahan dengan peradaban berfikir ini, Islam bisa bangkit kembali, maju dan kembali ke masa-masa ‘Golden Age’. Semoga saja !. InsyaAllah !!!

DAFTAR PUSTAKA


1.Amin Ahmad, Husain. (2001) Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam, Jakarta : Rosda Karya
2.Hanafi, Ahmad. (1991) Pengantar Filsafat Islam, Jakarta : Pt. Bulan Bintang
3.Nasution, Harun. (1999). Filsafat Dan Mistisisme, Jakarta : Pt. Bulan Bintang
4.Sudarsono. (2004) Filsafat Islam, Jakarta : Rineka Cipta

0 komentar:

Posting Komentar