Dasar Dasar Pendidikan

on Jumat, 26 November 2010

BAB I  PENBINAAN DAN TANGGUNG JAWAB ORANG TUA


A. DASAR HUKUM
            Dalam QS. At-Tahrim Ayat 6 Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman tentang kewajiban orang tua yang harus di tunaikan terhadap anaknya :
            “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. QS. At-Tahrim : 6
Dan Rasulullah Shaallahu’Alaihi Wassalam Bersabda :
            “Anak itu pada hari ketujuh dari hari kelahirannya disembelihkan aqiqahnya, serta diberi nama dan disingkirkan dari segala kotoran. Jika ia telah berumur sembilan tahun, dipisahkan dari tempat tidurnya, dan jika telah berumur tiga belas tahun dipukul agar sholat. Bila ia telah berumur enam belas tahun boleh dikawinkan. Setelah itu ayah berjabatan tangan dengannya dan mengatakan: “Saya telah mendidik, mengajar dan mengawinkan kamu, saya mohon perlindungan kepada Allah dari fitnah-fitnah didunia dan akhirat”
Dalam Pasal 1 UU Perkawinan No.1 Th. 1974 dikatakan bahwa :
            “Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”
            Dan dalam Pasal 45 Ayat 2 UU Perkawinan No.1 Th.1974 tentang kewajiban dan tanggung jawab orang tua, yaitu apabila perkawinan anaknya  putus (bercerai) karena sesuatu hal, maka anak ini akan kembali menjadi tanggung jawab orang tua.

B. TANGGUNG JAWAB ORANG TUA
Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya antara lain sebagai berikut :
  1. Memelihara dan membesarkan, termasuk didalamnya adalah memberi makan, minum, dan perawatan.
  2. Melindungi dan menjamin kesehatannya, secara rohani dan jasmani dari gangguan penyakit dan sesuatu yang dapat membahayakan dirinya.
  3. Mendidik dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna, sehingga mandiri dan membantu orang lain.
  4. Memberi pendidikan agama sesuai ketentuan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
    C. Konsep pendidikan modern
                Kerjasama untuk mendidik anak antara sumi dan istri mutlak diperlukan. Saling mengajarkan dan mendidik juga saling menutupi kelemahan antara keduanya. Para orang tua juga perlu di bekali teori-teori pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman, sebagai bekal untuk anak menghadapi lingkungan yang selalu berubah. Dengan jalan belajar seumur hidup sebagaimana di ajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu’Alaihi Wassalam untuk meningkatkan kualitas diri bagi orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.
    1. Tahap-tahap pendidikan anak
    1. Pendidikan Pranatalar
          Pendidikan Pranatalar atau pendidikan sebelum kelahiran anak antara lain dilakukan dengan cara menjaga emosi istri yang sedang mengandung dan  mejaga kesehatan fisik sang calon ibu serta kandungannya. Seperti memberi masukan zat dan gizi yang di perlukan. Hal ini terutama dilakukan oleh suami dan lingkungannya agar hal buruk tidak terjadi, seperti halnya keguguran kandungan atau miskram.
    1. Komunikasi Antar Anggota Keluarga
          Dalam konsep pendidikan modern, kedua orang tua harus sering berjumpa dan berdialog secara mesra dan hamonis dengan anak-anaknya. Kekurangakraban oang tua dan anak akan menimbulkan kerenggangan jiwa dan fisik, seperti : kurang betah di rumah, berubah menjadi nakal dan lebih dekat kepada teman-teman atau pembantunya dibanding kepada orangtuanya sendiri.
    1. Kesadaran Berkeluarga
          Menimbulkan kesadaran berkeluarga juga termasuk cara mendidik anak, yaitu menganggap anak bagian penting bagi keluarga dan mengajarkan pentingnya anggota keluarga yang lain. Dengan mengajarkan sikap saling menyayangi dan menghormati, juga mengajarkan sopan santun dan budi pekerti yag baik.
    1. Pembinaan Kepribadian
          Pembinaan kepribadian harusnya diwarnai dengan ajaran agama, agar menjadi generasi muslim yang baik. Mengajarkannya pula pentingnya sikap bersosialisasi dengan tetangga, teman dan masyarakat tempat ia tinggal melalui keteladan orang tua di rumah tangga, lingkungan dan masyarakat luar. Alangkah baikya juga anak di ajak rekresi ke luar kota atau  menngunjungi sanak saudara agar saling mengenal satu sama lain dan terjalin hubungan erat di masa depan.
    2. Peranan Ibu dan Ayah
                Menurut Sigmund Freud dalam teorinya Oedipus Complex bahwa ada pertentangan antara ayah dan anak. Dari teori Frued ini dianalisis dan disimpulkan bahwa dalam keluarga anak lebih dekat kepada orang tua yang berlainan jenis. Walaupun pada kenyataannya dalam keseharian Ibu lebih dekat dengan semua anak-anaknya.
                Sebab walaupun ibu atau wanita digolongkan kepada kaum lemah, tapi perasaan halus dan kasih sayangnya melebihi laki-laki.  Rasa kedekatan anak dengan ibunya ini dapat membuahkan kebahagiaan, kedamaian, keharmonisan, kepatuhan, penanaman nilai luhur dan norma-norma agama serta sosial bagi sang buah hati.
                Serta dari ibu dapat menimbulkan kekaguman anak terhadap ayah sebagai pelindung, tumpuan keluarga, serta lambang kewibawaan rumah tangga. Pandangan seba hebat ini hendaknya dimanfaatkan untuk mendidiknya, agar ia patuh kepada nasihat dan pendidikan yang diberikan ayah kepadanya.
    3. Sifat Buruk Anak
                Dalam masa perkembangan, gangguan akibat pertumbuhan dan perkembangan adalah wajar, namun perlu diwaspadai dan diketahui agar tidak merugikan perkembangan atau hubungan kekeluargaan.
                Dr. Sis Heyster dalam bukunya Ilmu Jiwa Anak dan Masa Muda dan juga Crijn dan Reksosiswojo dalam Pengantar di dalam Praktek Pengajaran dan Pendidikan meyebutkan beberapa diantaranya :
    1. Dusta, baik dusta semu ataupun dusta sebenarnya;
    2. Berkata gagap (Stammering);
    3. Gangguan anak (Infant Terrible);
    4. Keras hati;
    5. Keras kepala;
    6. Manja;
    7. Perasaan takut;
    8. Agresif (menyerang anak lain);
    9. Cepat merajuk;
    10. Egois (ingin menang sendiri);
    11. Menyembunyikan milik teman sendiri dan diakui kepunyaannya.
    BAB II 
     PEMBINAAN DAN TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN SEKOLAH
    A. Jenis dan Pengertian Pendidikan
                   Dr. Hadari dalam bukunya Administrasi Pendidikan menyebutkan jenis-jenis pendidikan yaitu Pendidikan Formal, Pendidikan Informal dan Pendidikan Non Formal.
    1. Pendidikan Formal
                Pendidikan Formal yaitu usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah, dan sistematis melalui suatu lembaga pendidikan yang di sebut sekolah.
    1. Pendidikan Informal
                 Pendidikan Informal yaitu usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, tetapi tidak berencana, dan tidak sistematis di luar lingkungan keluarga.
    1. Pendidikan Non Formal
                Pendidikan Non Formal yaitu usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja dan berencana tetapi tidak sistematis di luar lilngkungan keluarga dan sekolah.

    B. LEMBAGA PENDIDIKAN
                Sekolah adalah sebagai institusi resmi pemerintah dengan pendidik professional dengan program yang tertuang dalam kurikulum untuk jangka waktu tertentu oleh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan tertentu, yaitu SD (6 Tahun), SMP (3 Tahun), SMA (3 Tahun), S1 (4 Tahun), S2 (2 Tahun) dan S3 (4 Tahun). Menurut Pasal 9 Ayat 2 UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Th. 1989 dinyatakan, bahwa satuan pendidikan yang disebut sekolah merupakan bagian yang berjenjang dan berkesinambungan.
    1. TANGGUNG JAWAB LEMBAGA PENDIDIKAN
                Pembinaan yang di lakukan oleh sekolah dan tanggung jawab sebagai kepercayaan orang tua dan masyarakat adalah :
    1. Meneruskan dan mengembangkan pendidikan yang telah diletakkan oleh orang tua di rumah atau lingkungan sosial.
    2. Meluruskan dan mengarahkan dasar-dasar pendidikan yang baik menurut teori ilmu pendidikan dan teori illmiah agar dapat mencegah kerugian akibat kesalahan pendidikan awal dan lingkungan.
    3. Meletakkan dasar-dasar ilmiah dan keterampilan untuk dikembangkan dalam pendidikan selanjutnya.
    4. Mempersiapkan dengan pengetahuan untuk menghadapi lingkungan sosial dan memulai penghidupan sesuai kemampuannya.
    2. FAKTOR TANGGUNG JAWAB
                Adapun faktor-faktor tanggung jawab sekolah sebagai lembaga pendidikan didasarkan pada :
    1. Tanggung Jawab Formal, yaitu fungsi, tugas dan tujuan pendidikan menurut perundagngan-undangan yang berlaku.
    2. Tanggung Jawab Keilmuan, berdasarkan bentuk, isi dan tujuan dan tingkat pendidikan, Adapun mengenai tinngkat jenjang pendidikan pendidikan formal telah tertuang dalam Pasal 13, 15 dan 16 Ayat 2 UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Th. 1989.
    3. Tanggung Jawab Fungsional, yaitu tanggung jawab yang diterima sebagai pengelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan berdasarkan UU yang berlaku yang telah tertuang dalam kurikulum dan GBPP (Garis-garis besar Program pengajaran).
    3. HAL-HAL PENTING BAGI PENDIDIK
                Hal penting dalam proses pendidikan oleh para pendidik terhadap peserta didiknya antara lain sebagai berikut :
    1. Pengenalan Terhadap Peserta Didik
                Pendidik professional harus mempelajari dan mengenal perkembangan peserta didiknya, secara teoritis maupun berdasarkan PPL (Praktek Pengalaman Kerja), agar menyatu dengan peserta didik. Dengan menguasai hal ini maka setiap pendidik akan mampu mengelola PBM (Proses Belajar Mengajar) dengan baik.
    1. Perkembangan Jasmani
                Perkembangn Peserta didik usia sekolah dasar (7-13 tahun) berbeda dengan perkembangn pra sekolah, baik sifat-sifat, fisik, maupun koordinasi antara otak dengan alat indra dan ototnya.
    1. Perkembangan Rohani
    Perkembangan jiwanya mengalami kemajuan pesat, jiwanya mulai tenang, daya ingatnya kuat, lebih penurut serta mampu membedakan mana yang baik dan buruk.
    1. Kemampuan Menerima Ilmu
                Menurut analisis ilmu jiwa agama, pada usia sekolah dasar adalah sangat baik di ajarkan pendidikan agama dan kebiasaan-kebiasaan yang baik, karena jiwa fitrah keagamaannya telah bangun dan siap menerima.
    1. Sikap Sosial dan Pergaulan
                Sikap sosial adalah cara menghadapi orang lain setelah mendapat pengalaman yang berulang kali dalam pergaulan. Sikap sosial yang terbuka hendaknya di kembangkan, sehingga jiwa kesosialanya makin berkembang bukannya cenderung mengisolasi diri. 


    BAB III 
     PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN OLEH MASYARAKAT

    A. DEFIFISI Masyarakat
                Banyak definisi yang dikemukakan para pakar, namun secra umum dikatakan bahwa  masyarakat adalah kelompok manusia yang tinggal di suatu tempat mempunyai tujuan tertentu dan telah  mempunyai aturan yang di sepakati bersama.
                Adapun dari berbagai konsep dan pandangan, masyarakat di definisikan sebagai berikut :
    1. Konsep Sosiologi
                Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan  saling berinteraksi sesamanya untuk mencapai tujuan.
    1. Konsep Pendidikan
                Masyarakat adalah sekumpulan banyak orang, dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi.
    1. Lingkumgan Pendidikan
                Dari segi lingkumgan pendidikan, masyarakat di sebut lingkungan pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya tetapi tidak sistematis.

    B. Bentuk-bentuk pendidikan masyarakat
    1. Mengawasi Jalannya Nilai Sosial Budaya
                Pendidikan dalam masyarakat tidak saja terbatas kepada kaum muda, melainkan semua generasi perlu membantu, misalnya kegiatan pemberantasan buta huruf, pengawasa terhadap nilai-nilai agama seperti ceramah agama, kuliah shubuh, pengadaan majlis ta’lim dan lain sebagainya.
    1. Penyaluran Aspirasi Masyarakat
                Berupa kegiatan seperti karang taruna yang bekerja sama dengan berbagai pihak disetiap desa yang melibatkan peran serta dari pemimpin informal.
    1. Membina dan Meningkatkan Kualitas Keluarga
                Melaui kegiatan PKK yang oleh kaum ibu dalam upaya meningkatkan kualitas dirinya dan kualitas keluarga, sebab dalam kegiatan ini yang dipelajari bukan hanya keterampilan rumah tangga atau kewanitaan  tapi kadangkala juga keorganisasian masyarakat dan pembangunanmasyarakat desa.


    BAB IV
    PEMBINAAN KERJASAMA ANTARA ORANG TUA, SEKOLAH DAN MASYARAKAT
                Pembinaan yang dilakukan oleh ketiga elemen ini saling berkaitan dan saling bekerja bahu membahu sama satu sama lain. Orang tua meletakkan dasar-dasar pendidikan di rumah tangga, terutama dalam segi pembentukkan kepribadian, moral dan agama sejak lahir. Kemudian dilanjutkan dan di kembanbkan oleh lembaga pendidikan berupa transfer ilmu dan keterampilan, dan orang tua sebagai pengawas dan penilai hasil pendidikan ini dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pendidikan di lingkungan masyarakat ikut pula berperan serta mengontrol, menyalurkan, membina dan meningkatkannya.
                Atau dengan kata lain secara mental spiritual dasar-dasar pendidikan  diletakkan oleh rumah tangga dan secara akademik konseptual dikembangkan oleh lembaga pendidikan atau sekolah sehigga semakin terarah.
                Gambar diatas merupakan gambaran kerjasama timbal balik antara ketiga lingkungan pendidikan untuk mengembagkan diri anak.
    Keterangan Gambar :
    1. Lingkaran adalah hasil kerjasama ketiga liungkungan yang menggelindingkan hasilnya ke arah mencapai tujuan yang di kehendaki bersama.
    2. T adalah tujuan bersama yang hendak di capai, yaitu tujuan yang lengkap dan ideal.
    3. Garis putus-putus menerangkan, bahwa masing-masing lingkungan ingin menjadikan anak didik menjadi anggota masyarakat yang baik.  Hasil kerjasama ketiganya menghasilkan lingkaran besar untuk mencapai tujuan.
    4. Anak berada di posisi sentral yang menjadi pusat lingkungan untuk dipengaruhi melalui pendidikan.
    5. Segitiga merupakan perpaduan kerjasama yang erat ketiganya untuk mencapai tujuan yang sama. Oleh Ki Hajar Dewantoro ini di sebut Tri Pusat Lingkungan Pendidikan atau Tri Konsentrasi (Trion).

    BAB V 
    PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT

    A. PARTISIPASI MASYARAKAT
                Sebagai bagian dari masyarakat, sekolah harus membina hubungan berupa ikut berpartisipasi dengan masyarakat. Pentingnya ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat antara lain :
    1. Merupakan alat untuk mengubah citra masyarakat awam terhadap salah pengertian tentang kebijaksanaan sekolah dan petugas sekolah.
    2. Memberikan informasi tentang program dan kebijaksanaan sekolah.
    3. Menghilangkan atau mengurangi kritik-kritik tajam terhadap sekolah.
    Adapun bentuk-bentuk partisipasi yang dapat di tempuh antara lain :
    1. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang agama, bahaya narkotika, pendidikan pemuda dan pengenalan pelaksanaan pendidikan di sekolah.
    2. Mengadakan bakti sosial misalnya kerja bakti, pengairan, kebersihan, dan pemberantasan buta huruf.
    3. Menjadi anggita pengurus organisasi lembaga ketahanan masyarakat desa maupun organisasi lainnya.

    B. JENIS KELOMPOK MASYARAKAT
    Jenis-jenis kelompok masyarakat yang terorganisasi adalah sebagai berikut :
    1. Kelompok Kewargaan (Civics)
                Termasuk kelompok ini adalah Dharma Wanita, LKMD, RT dan RW. Biasanya kelompok ini mempunyai program. Utamanya masalah pendidikan untuk para anggotanya, kesehatan, kesejahteraan sosial, rekreasi, pendidikan anak dan remaja dan lain sebagainya.
    1. Kelompok Budaya (Curtural)
                Bergerak di bidang kesenian, seperi musik, drama, arsitektur. Bertujuan untuk mengembangkan bakat sesuai dengan minat mereka masing-masing.
    1. Kelompok  Ekonomi
                Kelompok masyarakat ini bergerak di bidang usaha, misalnya industri, himpunan pedagang dan kelompok tani. Adapun tujuannya adalah mengembangkan usaha mereka dan mencari keuntungan ada  juga yang memberikan penerangan akan uasaha mereka.
    1. Kelompok Ketuhanan (Religius)
                Bergerak dibidang keagamaan, bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai moral dan spiritual.
    1. Kelompok Kesejahteraan (Wealfure)
                Sesuai dengan namanya kelompok ini bergerak di bidang kesejahteraan dan sosial misalnya kesehatan, pemeliharaan anak terlantar dan gerakan orang tua asuh.
    1. Kelompok Kepemudaan (youth)
                Kelompok ini bergerak di bidang kepemudaan seperti organisasi pemuda, karang taruna dan pramuka. Kegiatannya bergerak di bidang kesehatan, olah raga, kesenian, agama, keterampilan, ekonomi dan lain sebagainya.
    1. Kelompok Ahli (Profesional)
                Kelompok ini bergerak dibidang keahlian masing-masing. Misalnya dokter, hukum, farmasi, mesin, dan bangunan. Mereka juga dapat memberi manfaat terhadap pendidikan untuk ikut serta memberikan pendidikan di sekolah sebagai nara sumber.

    C. HAL-HAL PENTING BAGI LEMBAGA PENDIDIKAN
                Sebagai sebuah lembaga masyarakat maka untuk menjalankan tugasnya sekolah perlu memperhatikan hal-hal berikut :
    1. Menyesuaikan kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
    2. Metode yang digunakan harus bisa lebih memacu murid untuk lebih mengenal kehidupan riil di masyarakat.
    3. Menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dari kehidupan di sekitarnya.
    4. Sekolah harus berintegrasi dengan kehidupan masyarakat, sehingga kebutuhan keduanya terpenuhi.
    5. Mengembangkan masyarakat dengan cara mengadakan pembaruan tata kehidupan masyarakat.

    D. PeRANAN Sekolah Terhadap Masyarakat
                Setidaknya ada minimal empat pengaruh yang bisa diperankan oleh sekolah terhadap perkembangan masyarakat, yaitu :
    1. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
    2. Membawa pembaruan bagi perkembangan masyarakat.
    3. Menyiapkan masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan dunia kerja di lingkungan masyarakat.
    4. Melahirkan sikap positif dan konstruksif bagi masyarakat, agar tercipta integrasi sosial yang harmonis.
                Hal ini bersesuaian dengan tujuan pendidikan berdasarkan TAP MPR  No. IV/MPR/1978 yang menegaskan bahwa : Pendidikan berdasarkan atas Pancasila bertujuan :
    1. Memperbaiki budi pekerti.
    2. Memperkuat kepribadian.
    3. Mempertebal semangat kebangsaan.
                Berdasarkan rumusan tersebut maka gambaran lengkap peranan sekolah terhadap masyarakat adalah :
    1. Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, dan keterampilan dan mempersiapkan tenaga kerja terampil.
    2. Membentuk pribadi dan budi pekerti.
    3. Melestarikan nilai-nilai terpuji dalam mayarakat.
    4. Pembangunan nilai baru untuk menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan modernisasi.
    5. Menanamkan dan mempertebal semangat kebangsaan.
    6. Menghasilakan penemuan-penemuan sebagai bahan atau konsep-konsep pembangunan (pembaruan) masyarakat.

    E. PERANAN MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN
    Pengaruh dan peranan masyarakat terhadap lembaga pendidikan/ sekolah antara lain :
    1. Sebagai pemberi arah dalam menetapkan tujuan.
    2. Sebagai masukan dalam menentukan proses belajar mengajar.
    3. Sebagai pemberi dana dan fasilitas lainnya, berupa pembiayaan sekolah (gedung, sarana dan prasarana) lewat BP3 atau secara langsung, perorangan atau kelompok.
    4. Sebagai laboratorium guna pengembangan dan penelitian sekolah, berupa : perusahaan, perkebunan, industri, perumahan dan lain-lain.
    5. Perubahan tujuan dan wawasan pendidikan yang mempengaruhi program, proses, kurikulum dan kegiatan sekolah akibat adanya dinamika dan identitas masyarakat.
    6. Perubahan pelaksanaan  dan proses pendidikan yang menyangkut kemampuan professional guru, alat/media, metode, pendekatan, stategi dan lain sebagainya.
    7. Penyediaan narasumber (resource person) dari kelompok masyarakat ahli.
    F. MANFAAT LEMBAGA PENDIDIKAN TERHADAP MASYARAKAT
                Adapun segi-segi positif dari sekolah sebagai lembaga pendidikakan terhadap masyarakat antara lain sebagi berikut :
    1. Penyimpanan kebudayaan dan di teruskan ke siswa untuk di manfaatkan dan di pertahankan agar kebudayaan milik masyarakat itu lebih maju (Konsevatif).
    2. Meningkatkan kehidupan masyarakat secara roahani dan jasmani lewat ilmu pengetahuan dan teknologi, pola pikir, wawasan dan keterampilan.
    3. Sebagai Pembaruan perkembangan masyarakat yang inovatif.
    4. Menghasilkan lulusan-lulusan yang siap terjun ke masyarakat untuk kepentingan masyarakat itu sendiri.
    5. menghasilkan warga masyarakat yang memiliki sikap positif dan konstruktif.
    G. Manfaat masyarakat sebagai lingkungan pendidik
    Manfaat masyarakat yang berfungsi sebagai lingkungan pendidik antara lain :
    1. Bagi Masyarakat
    1. Adanya bantuan tenaga terdidik pada bidangnya.
    2. Masyarakat secara terbuka akan memnyatakan realita di lingkungnnya terhadap para pendidik yang datang.
    3. Meningkatkan cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang lebih maju terhadap program-program pemerintah.
    4. Akan lebih mengenal fungsi sekolah.
    5. Terdorong untuk semakin maju dalam berbagi bidang.
    2. Bagi Sekolah
    1. Mendapat masukkan dalam penyempurnaan pendidikan.
    2. Memberi pengalaman langsung dan praktis bagi siswa dalam berbagi hal.
    3. Lebih mengenal lingkungan sosio-budaya masyarakat.
    4. Mendekati masalah secara interdisipliner.
    5. Mengerti dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.
    6. Terdorong untuk lebih mengerti tentang berbagai segi masyarakat.
    7. Memanfaatkan narasumber bagi masyarakat.
    8. Menerima bantuan berupa pemikiran, dana dan sarana pendididkan serta sebagai laboratorium.

    0 komentar:

    Posting Komentar